Cara Mengawetkan Makanan untuk UMKM agar Awet dan Higienis

Pengawetan makanan merupakan keterampilan penting bagi pelaku UMKM kuliner di Indonesia. Dengan metode pengawetan yang tepat, produk makanan Anda tidak hanya bertahan lebih lama tetapi juga tetap higienis dan aman dikonsumsi. Artikel ini akan membahas cara mengawetkan makanan untuk UMKM dengan teknik yang efektif dan sesuai standar keamanan pangan.

Pentingnya Pengawetan Makanan untuk Keberlanjutan UMKM Kuliner

Pengawetan makanan menjadi kunci kesuksesan bisnis kuliner skala UMKM. Tanpa metode pengawetan yang tepat, produk makanan bisa cepat rusak, menimbulkan kerugian finansial, dan bahkan berdampak pada reputasi usaha Anda.

Beberapa alasan mengapa pengawetan makanan sangat penting bagi UMKM:

  1. Memperpanjang masa simpan produk – Memungkinkan Anda menjangkau pasar yang lebih luas dan mengurangi kerugian akibat makanan yang cepat rusak.
  2. Mempertahankan kualitas – Teknik pengawetan yang tepat membantu mempertahankan rasa, aroma, dan tekstur produk.
  3. Menjamin keamanan pangan – Mencegah pertumbuhan mikroorganisme berbahaya yang dapat menyebabkan keracunan makanan.
  4. Efisiensi distribusi – Produk yang lebih awet memungkinkan distribusi ke wilayah yang lebih luas.
  5. Meningkatkan daya saing – Produk dengan masa simpan lebih lama akan lebih menarik bagi konsumen dan reseller.

Menurut penelitian dari BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional), teknik pengawetan yang tepat dapat meningkatkan umur simpan produk UMKM hingga 300% tanpa mengurangi kualitas makanan.

Metode Pengawetan Makanan Tradisional dan Modern untuk Usaha Kecil

Ada berbagai metode pengawetan makanan untuk usaha kecil yang dapat Anda terapkan, mulai dari teknik tradisional hingga modern:

1. Pengeringan

Pengeringan adalah metode pengawetan makanan tertua dan paling sederhana:

  • Pengeringan matahari – Cocok untuk kerupuk, ikan asin, dan buah-buahan kering.
  • Pengering mekanis – Menggunakan alat food dehydrator dari Indahmesin yang menjaga suhu dan kelembaban optimal.

Contoh penerapan: Untuk keripik buah, potong tipis buah-buahan segar, rendam dalam larutan air lemon (mencegah pencoklatan), lalu keringkan menggunakan pengering pada suhu 50-60°C selama 6-8 jam.

2. Pemanasan/Sterilisasi

Teknik ini menggunakan panas untuk membunuh mikroorganisme:

  • Pasteurisasi – Memanaskan makanan pada suhu 72-75°C selama 15-20 detik.
  • Sterilisasi – Memanaskan makanan pada suhu yang lebih tinggi (121°C) menggunakan mesin retort dari Indahmesin.

Sterilisasi adalah metode yang sangat efektif untuk produk seperti rendang, gudeg, dan makanan kaleng lainnya. Dengan teknologi retort dari Indahmesin, produk UMKM dapat memiliki masa simpan hingga 2 tahun tanpa bahan pengawet tambahan.

3. Pengasapan

Pengasapan adalah metode tradisional yang masih relevan:

  • Pengasapan panas – Menggunakan suhu 70-80°C selama beberapa jam.
  • Pengasapan dingin – Menggunakan suhu lebih rendah (20-30°C) dengan waktu lebih lama.

Teknik ini cocok untuk daging, ikan, dan keju, memberikan cita rasa khas dan efek pengawetan sekaligus.

4. Fermentasi

Fermentasi tidak hanya mengawetkan tetapi juga meningkatkan nilai gizi:

  • Fermentasi asam laktat – Untuk tempe, tauco, dan kimchi.
  • Fermentasi alkohol – Untuk tape dan minuman beralkohol.

Contoh: Untuk membuat tempe, rendam kedelai selama 12 jam, kupas kulit, masak hingga setengah matang, dinginkan, tambahkan ragi tempe, bungkus dengan daun pisang atau plastik berlubang, dan fermentasi selama 36-48 jam.

Cara Memperpanjang Masa Simpan Produk UMKM Sesuai Standar BPOM

Memperpanjang masa simpan produk UMKM harus tetap memperhatikan standar keamanan pangan BPOM:

1. Pemilihan Bahan Baku Berkualitas

  • Bahan baku yang berkualitas adalah fondasi pengawetan makanan:
    Pilih bahan segar dan berkualitas baik
  • Periksa tanggal kadaluarsa bahan baku
  • Hindari bahan yang menunjukkan tanda kerusakan

2. Pengemasan yang Tepat

Pengemasan berperan penting dalam cara memperpanjang masa simpan produk UMKM:

  • Kemasan vakum – Mengeluarkan udara dari kemasan untuk menghambat pertumbuhan bakteri aerob.
  • Kemasan atmosfer termodifikasi (MAP) – Mengganti udara dalam kemasan dengan gas lain seperti nitrogen.
  • Kemasan retort – Menggunakan aluminium foil multilayer yang tahan panas untuk produk yang disterilkan dengan mesin retort dari Indahmesin.

Pilihlah kemasan yang melindungi produk dari kelembapan, cahaya, dan udara. Material seperti aluminium foil laminasi atau plastik vacuum dapat membantu produk bertahan lebih lama.

3. Teknologi Pengawetan Modern

Untuk UMKM yang ingin berkembang, teknologi modern dapat dipertimbangkan:

  • Teknologi Retort – Indahmesin menyediakan mesin retort yang mampu memperpanjang umur simpan produk hingga 2 tahun tanpa bahan pengawet.
  • Freeze Drying – Menghilangkan air dari makanan beku melalui sublimasi, mempertahankan nutrisi dan rasa.
  • High-Pressure Processing (HPP) – Menggunakan tekanan tinggi untuk menghancurkan mikroorganisme tanpa panas.

4. Pengujian Masa Simpan Produk

Untuk memenuhi standar BPOM, lakukan pengujian masa simpan:

  • Uji Akselerasi – Menyimpan produk pada suhu tinggi untuk mempercepat degradasi, kemudian mengekstrapolasi hasil untuk menentukan masa simpan pada suhu normal.
  • Uji Real-Time – Menyimpan produk pada kondisi normal dan memantau kualitas secara berkala.
  • Pengujian mikrobiologi – Memastikan tidak ada pertumbuhan mikroba berbahaya selama masa simpan.

Teknik Pengawetan Alami untuk Menjaga Kualitas dan Higienis Produk UMKM

Pengawetan makanan alami untuk bisnis kuliner semakin diminati konsumen yang sadar kesehatan:

1. Pengawet Alami dari Tumbuhan

Beberapa bahan alami memiliki sifat antimikroba:

  • Ekstrak bawang putih – Mengandung allicin yang bersifat antimikroba
  • Minyak esensial oregano – Efektif melawan berbagai bakteri
  • antioksidanKayu manis – Memiliki sifat antimikroba dan
  • Cengkeh – Mengandung eugenol yang bersifat antimikroba

Contoh penerapan: Untuk bakso, tambahkan 1-2% ekstrak bawang putih ke dalam adonan untuk memperpanjang masa simpan tanpa menggunakan pengawet kimia.

2. Pengasinan dan Pemanisan

Teknik pengawetan tradisional yang efektif:

  • Pengasinan – Tingkatkan konsentrasi garam hingga 15-20% untuk produk seperti telur asin atau ikan asin.
  • Pemanisan – Gunakan gula dengan konsentrasi tinggi (65-70%) untuk membuat manisan buah atau selai.

3. Pendinginan dan Pembekuan

Suhu rendah memperlambat pertumbuhan mikroba:

  • Pendinginan (1-4°C) – Ideal untuk produk segar, dapat bertahan 3-7 hari.
  • Pembekuan (-12 sampai -24°C) – Dapat memperpanjang masa simpan hingga beberapa bulan.

Pastikan rantai dingin tetap terjaga selama distribusi.

4. Penggunaan Asam Alami

Pengaturan pH makanan dapat mencegah pertumbuhan mikroba:

  • Cuka – Menurunkan pH makanan di bawah 4,6 untuk mencegah pertumbuhan Clostridium botulinum.
  • Asam sitrat dari jeruk nipis/lemon – Selain menurunkan pH, juga mencegah pencoklatan pada buah-buahan.

Contoh cara mengawetkan makanan kering untuk UMKM: Untuk keripik buah, rendamlah irisan buah dalam larutan asam sitrat (1%) sebelum pengeringan untuk mencegah pencoklatan dan meningkatkan masa simpan.

Kesimpulan

Pengawetan makanan merupakan aspek krusial dalam pengembangan UMKM kuliner di Indonesia. Dengan menerapkan teknik pengawetan yang tepat, produk UMKM Anda tidak hanya akan bertahan lebih lama tetapi juga tetap higienis dan berkualitas. Mulai dari metode tradisional seperti pengeringan dan pengasapan, hingga teknologi modern seperti sistem mesin retort dari Indahmesin, berbagai pilihan pengawetan dapat disesuaikan dengan jenis produk dan skala usaha Anda.

Ingatlah bahwa keamanan pangan tetap harus menjadi prioritas utama. Pastikan untuk mengikuti standar BPOM dalam setiap proses pengawetan. Dengan pengetahuan dan penerapan teknik pengawetan yang tepat, UMKM kuliner Anda dapat berkembang lebih jauh dan menjangkau pasar yang lebih luas.

Facebook
Pinterest
Twitter
LinkedIn

Daftar Isi

Newsletter

Sign up our newsletter to get update information, news and free insight.

WA Icon Konsultasi